Jumat, 06 Juli 2018

Tradisi Rampanan Kapa’ Pernikahan adat Toraja warisan budaya leluhur


Tradisi Rampanan Kapa’ Pernikahan adat Toraja warisan budaya leluhur

         Rampanan Kapa’ atau biasa disebut juga dengan istilah Rambu Tuka merupakan pesta pernikahan adat Toraja. Dengan menggunakan pakaian adat khas adat Toraja kedua mempelai menjalani tahapan demi tahapan yang ada. Setelah disahkan secara agama, kemudian kedua mempelai akan disahkan secara adat dengan suatu perjanjian dihadapan pemerintah adat dan seluruh keluarga yang hadir.

Setelah melakukan ucap janji dengan ketua adat yang disebut Ada’ , maka keduanya akan menggelar pesta pernikahan untuk seluruh keluarga dan juga tamu yang hadir. Di Toraja sendiri masyarakatnya masih mengenal sistem kasta. Dimana sistem kasta tersebut juga berlaku dalam pesta pernikahan adat toraja yang akan digelar. Namun disinilah uniknya pernikahan adat Toraja, dimana acara pesta pernikahan tersebut dibagi menjadi 3, diantaranya:

Bo’bo’ Bannang
Pesta pernikahan yang satu ini bisa dibilang untuk kasta yang terendah. Maka pelaksanaannya pun hanya dilakukan secara sederhana, dimana hanya dihadiri oleh beberapa undangan saja. Biasanya pesta pernikahan Bo’ bo’ bannang ini dilakukan pada malam hari dengan hidangan makanan yang sederhana juga, seperti : ikan dan juga satu atau dua ekor ayam.

Rampo Karoen
Pernikahan Rampo Karoen disebut juga sebagai pernikahan dengan kasta menengah. Rampo Karoen ini sendiri digelar pada sore hari di rumah mempelai wanita. Berbeda dengan Bo’ bo’ bannang yang hanya dilakukan sangat sederhana, rampo karoen diisi dengan acara pantun-pantun pernikahan yang mengundang kemeriahan acara itu sendiri.

Rampo Allo
Rampo Allo bisa dibilang menjadi pesta pernikahan adat toraja dengan kasta tertinggi. Dimana yang menggelar acara tersebut adalah para keturunan bangsawan. Dengan menggunakan biaya yang cukup besar dan juga waktu yang dibutuhkan juga lebih panjang hingga berhari-hari.






Rabu, 30 Mei 2018

OLEH-OLEH KHAS TORAJA

OLEH-OLEH KHAS TORAJA

Orang-orang mengenal Tana Toraja karena upacara pemakamannya yang besar dan cara pemakaman yang tak biasa. Pengalaman berbau mistis tersebut memang hanya bisa dirasakan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Kalau sudah merasakan sendiri bukti kearifan lokal “tanahnya para raja”, tidak ada salahnya membelikan buah tangan untuk orang-orang kesayangan. Berikut ini adalah 7 oleh-oleh yang bisa kamu bawa sepulangnya dari Toraja.
Kopi Toraja
Oleh-oleh khas Toraja-Kopi
Tingkat keasaman tinggi dan aroma yang khas membuat kopi Toraja digemari penikmat kopi mancanegara.
Tana Toraja adalah daerah penghasil kopi kualitas ekspor. Di tanah subur dataran tinggi Toraja, tumbuh kopi arabika dengan cita rasa unik. Tingkat keasaman tinggi dan aroma yang khas membuatnya digemari penikmat kopi mancanegara. Bagi orang Toraja, minum kopi sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari, baik di acara resmi maupun waktu santai. Mencari kopi Toraja tidak sulit, tersedia di kios-kios souvenir, pasar, atau toko oleh-oleh.
Tau-Tau (Boneka Kayu)
Oleh-oleh khas Tana Toraja-Tau Tau
Pengunjung memilih produk kerajinan Tau-tau (Boneka kayu) di tempat wisata Londa, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Selasa, (18/8). Produk souvenir Tau-tau dibrendol dengan harga antara Rp35 ribu hingga Rp500 ribu perpasang tergantung tingkat ukuran dan kesulitannya. ANTARA FOTO/Darwin Fatir/pras/15.
Kehebatan seniman pahat dan ukir Toraja tidak perlu diragukan lagi. Detail ukiran Toraja yang khas dapat dilihat pada tau-tau atau boneka kayu. Tau-tau adalah salah satu unsur wajib dalam upacara pemakaman. Dalam bahasa setempat, tau berarti orang. Jadi, tau-tau kurang lebih berarti orang-orangan. Di upacara pemakaman, kehadiran tau-tau berfungsi sebagai pengingat akan jasa orang yang sudah meninggal, sehingga tidak dilupakan oleh anak-cucunya kelak. Nah, saat ini banyak yang menjual tau-tau versi mini yang bisa kamu bawa pulang. Harganya dibanderol Rp35 ribu sampai Rp500 ribu, tergantung tingkat kesulitannya.
Miniatur Tongkonan
Oleh-oleh khas Tana Toraja-Tongkonan
Pengujung memilih souvenir khas Toraja, Tongkonan di tempat wisata Kete Kesu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Selasa, (18/8). Satu Tongkonan dibanderol dengan harga mulai Rp50 ribu hingga Rp1,5 juta tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatannya. ANTARA FOTO/Darwin Fatir/pras/15.
Satu lagi nih keunikan budaya Tana Toraja yang bisa kamu “bawa pulang”, yaitu miniatur Tongkonan. Rumah adat Tongkonan adalah pemandangan lazim saat berkunjung ke Tana Toraja. Rumah yang atapnya menyerupai perahu ini sudah ada sejak zaman leluhur. Yang membuat Tongkonan istimewa adalah rumah ini dibangun tanpa menggunakan unsur logam (paku, baut, dan lain-lain) namun bisa berdiri kokoh melawan cuaca dan usia. Di bagian atap, terdapat hiasan tanduk kerbau yang melambangkan kelas sosial pemiliknya. Begitu identiknya rumah Tongkonan dengan Tana Toraja, miniatur rumah adat ini paling laris dibeli wisatawan. Harganya mulai Rp50 ribu sampai Rp1,5 juta.
Tenun Toraja
Oleh-oleh Khas Tana Toraja-Tongkonan
Begitu identiknya rumah Tongkonan dengan Tana Toraja, miniatur rumah adat ini paling laris dibeli wisatawan. Harganya mulai Rp50 ribu sampai Rp1,5 juta. FOTO: Indohoy
Kalau kamu adalah kolektor kain nusantara, tidak boleh lupa membeli tenun Toraja. Di setiap upacara adat, keberadaan tenun Toraja wajib hukumnya. Hanya dengan sedikit sentuh, pasti tahu ciri khas tenun Toraja. Proses pembuatan yang masih tradisional membuat tenun Toraja lebih kasar dan berat. Coraknya pun unik, kaya dengan permainan garis berwarna merah, kuning, dan hitam. Sentra tenun Toraja berada di Sa’dan To’barana. Di sana, kamu bisa bertemu langsung dengan perajin tenun Toraja dan membeli hasil karya mereka. Kamu bisa beli yang masih berupa kain lebar atau yang sudah menjadi taplak meja atau selendang. Harganya bervariasi, mulai dari Rp100 ribu sampai Rp4 juta. Memang tidak murah, tapi sebanding dengan proses pembuatannya yang rumit dan lama. Hitung-hitung sekalian membantu perajin lokal melestarikan tenun Toraja.
Aksesori Khas Toraja
Oleh-oleh khas Tana Toraja Aksesori Kalung Manik-Manik
Kerajinan manik-manik Toraja yang didominasi warna oranye, kuning, merah, dan hitam ini bisa dikasih ke pacar, adik, kakak, atau sahabat kamu yang suka pakai aksesori. Foto: Indohoy
Kalau adik, kakak, teman atau pacar kamu suka pakai aksesori, jangan lupa beli yang khas Tana Toraja, ya! Ada kalung, gelang, tas, gantungan kunci yang terbuat dari manik-manik cantik. Bahkan, ada yang disepuh emas juga. Kerajinan manik-manik Toraja juga sudah ada sejak zaman leluhur. Pada pakaian adat Toraja, yang wanita mengenakan anting, hiasan kepala, dan kalung terbuat dari manik-manik. Aksesori Toraja umumnya didominasi warna merah, oranye, kuning, hitam, coklat, dan emas.

Selasa, 29 Mei 2018

Cita Rasa Kopi Toraja

"Cita Rasa Kopi Toraja"

Toraja adalah daerah pegunungan yang dihuni oleh kelompok etnis Toraja. Seperti kebanyakan di Indonesia, ini adalah lokasi yang basah dan lembab. Wilayah yang terletak di Sulawesi selatan ini mempunyai letak geografis area pegunungan yang sangat cocok untuk pengembangan budidaya kopi dengan kualitas yang sangat prima. Hal tersebut sudah diketahui sejak penjajahan Belanda ratusan tahun silam. Wilayah Toraja juga dikenal sebagai wilayah yang mempunyai budaya dengan pesona indah yang tidak ditemukan di wilayah Indonesia lainnya. Disamping itu daerah ini sangat dikenal sebagai penghasil kopi dengan aroma wangi yang memikat selera para penikmat kopi dengan selera tinggi. Bagi anda yang berkunjung ke Tana Toraja khususnya di Rantepao tidak lengkap rasanya jika kunjungan tersebut tidak disempurnakan dengan menikmati Kopi Arabica asli Toraja.
Toraja merupakan salah satu kota penghasil kopi arabika di Indonesia, berlokasi di bagian selatan dari Pulau Sulawesi yang didominasi dengan kontur dataran tinggi berupa pegunungan dengan ketinggian lebih dari 1.200 mdpl dan berjenis tanah endapan liat/marine memberikan satu keunggulan yang mampu membuat kualitas kopi dari Tana Toraja memiliki keunikan dari segi karakteristik rasa dan aroma.
Ada beberapa Negara yang sangat menggemari kopi Torja terutama Jepang, makanya tidak heran kalo  kopi Toraja kini sudah dipatenkan Jepang oleh perusahaan bernama Key Coffe pada tahun 2005.  Di Jepang kopi Toraja di anggap sebagai barang mewah, sekitar 40 persen kopi yang beredar di Jepang adalah kopi Toraja. Penikmat kopi Toraja dinegara matahari terbit ini berasal dari kalangan menengah keatas karena untuk mendapatkan secangkir kopi Toraja mereka harus membayarnya dengan harga cukup tinggi. 
Kopi toraja kalosi sendiri memiliki aroma kopi spesial ini khas dengan tingkat keasaman yang rendah, halus, lembut, citarasa floral dan fruity. Sensasi rasa kopinya kuat, menembus lidah. Juga ada rasa kecut. Pahitnya muncul di ujung lidah tak lama setelah diteguk. Penampilan kopinya tampak lebih bening setelah dituang ke dalam cangkir, mirip teh pekat
 “Kopi Toraja adalah jenis kopi Arabica yang disebut “queen of coffe”. Cirinya adalah kopi ini memiliki aroma khas seperti aroma tanah. Rasa pahitnya menonjol, namun dengan kadar asam yang rendah, tidak bikin mual ketika meminumnya.”
http://coffeeland.co.id/karakter-kopi-sulawesi-toraja/

Minggu, 27 Mei 2018

Mengenal Ukiran Toraja

Mengenal ukiran Toraja


Melihat Rumah Adat Tongkonan Toraja, yang sangat menarik adalah variasi gambar dan simbol yang diukir menghiasi semua bagiannya. Ukiran-ukiran tersebut untuk menunjukkan konsep keagamaan dan sosial suku Toraja yang disebut Pa’ssura (Penyampaian). Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan perwujudan budaya Toraja.
Pola yang terukir memiliki makna dengan presentase simbol tertentu dari pemilik atau rumpun keluarga yang punya nilai magis. Ukiran-ukiran Toraja itu diyakini memiliki kekuatan alam atau supranatural tertentu.
Diperkirakan, tidak kurang dari 67 jenis ukiran dengan aneka corak dan makna. Warna-warna yang dominan adalah merah, kunig, putih dan hitam. Semua sumber warna berasal dari tanah liat yang disebut Litak kecuali warna hitam yang berasal dari jelaga atau bagian dalam pisang muda. Pencipta awal mula ukiran-ukiran magis ini diyakini dari Ne’ Limbongan yang mana simbolnya adalah berupa lingkaran berbatas bujur sangkar bermakna mata angin.

Setiap pola ukiran abstrak punya nama dan kisah antara lain motif “empat lingkaran yang ada dalam bujur sangkar” biasanya ada di pucuk rumah yang melambangkan kebesaran dan keagungan. Makna yang terkandung dalam simbol-simbol itu antara lain simbol kebesaran bangsawan ( motif paku), simbol persatuan ( motif lingkaran 2 angka delapan), simbol penyimpanan harta ( motif empat lingkaran berpotongan dan bersimpul) dll.
Selain motif-motif abstrak itu, beragam pula pola-pola yang realistis mengikuti bentuk binatang tertentu antara lain burung bangau (motif Korong), motif bebek ( Kotte), Anjing ( motif Asu), Kerbau ( Tedong), Babi ( Bai) dan ayam ( Pa’manuk Londong).
Kreatifitas seni ukiran Toraja saat ini semakin berkembang dalam berbagai bentuk media. Tidak hanya dari kayu, namun beberapa seniman telah mengembangkan dengan menggunakan bordir bahkan merambah ke motif batik.  Ukiran-ukiran magis ini telah menjadi media pengembangan dari sisi ekonomi masyarakatnya.
Setiap ukiran memiliki nama khusus. Motifnya biasanya adalah hewan dan tanaman yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan hewan seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan. lambangkan kerbau atau kekayaan, sebagai harapan agar suatu keluarga memperoleh banyak kerbau. Panel tengah melambangkan simpul dan kotak, sebuah harapan agar semua keturunan keluarga akan bahagia dan hidup dalam kedamaian, seperti barang-barang yang tersimpan dalam sebuah kotak. Kotak bagian kiri atas dan kanan atas melambangkan hewan air, menunjukkan kebutuhan untuk bergerak cepat dan bekerja keras, seperti hewan yang bergerak di permukaan air. Hal Ini juga menunjukkan adanya kebutuhan akan keahlian tertentu untuk menghasilkan hasil yang baik.
Keteraturan dan ketertiban merupakan ciri umum dalam ukiran kayu Toraja, selain itu ukiran kayu Toraja juga abstrak dan geometris. Alam sering digunakan sebagai dasar ukiran dari ornamen Toraja, karena alam penuh dengan abstraksi dan geometri yang teratur. Ornamen Toraja dipelajari dalam ethnomatematika dengan tujuan mengungkap struktur matematikanya meskipun suku Toraja membuat ukiran ini hanya berdasarkan taksiran mereka sendiri. Suku Toraja menggunakan bambu untuk membuat jelas ornamen geometris tersebut.
https://googleweblight.com/i?u=https://dediniblog.wordpress.com/2012/06/04/makna-ukiran-rumah-toraja/&hl=en-ID

Sabtu, 26 Mei 2018

5 Wisata keren yang ada di Toraja

5 Wisata keren yang ada di Toraja

Nah sekarang Ada lagi yang Bikin kalian Ngak bisa bicara karena Kagum.  Yaitu:
 1.OLLON.
OLLON Terletak di Lembang Bau Kecamatan Bonggakaradeng yang berjarak Kurang Lebih 40 km dari pusat kota Makale, dengan via darat. Untuk menuju ke lokasi bisa melalui 2 akses utama yaitu. lewat Buakayu via motor dan jalan kaki via mappa adapun kondisi jalanan untuk menuju lokasi sepanjang perjalanan, anda akan menikmati pemandangan alam yg luar biasa indah, perjalanan anda akan terbayar seketika tiba di lokasi.

2.LOLAI




Wisata ini berada di puncak Lolai dengan hamparan awan yang terlihat lebih rendah dari puncak seolah kita berada negeri di atas awan. Gugusan awan putih yang dihiasi pancaran sinar matahari di balik awan menimbulkaan lanskap alam yang sangat indah di mata. Jadi rugi kalau tidak mengunjungi tempat ini gays. 

3.PANGO-PANGO

Wisata yang satu ini juga unik gays karna keindahan pohon pinusnya. Di pago-pango ini kita juga bisa menikmati indahnya pemandangan karna letaknya di atas gunung.

4.BURAKE

Wisata ini salah satu Wisata Religi yang ada di Toraja. Dendan destinasi yang terletak sekitar 4 kilometer dari pusat kota Makale itu tengah menjadi destinasi favorit turis lokal hingga mancanegara.Dan patung Yesus ini serupa dengan patung Yesus Penyelamat yang ada di Brasil. 

5.BATUTUMONGA


Di Batutumonga ini selain dengan pemandangan hamparan sawah dan gunung, anda dapat bersantai di Restaurant Mentirotiku Batutumonga. Anda dapat menikmati makanan kuliner asli Toraja. Cool and  hot drink, makanan ringan dan lainnya yang disajikan.
Bagi anda yang ingin menikmati indahnya pemandangan lampu kota Rantepao di malam hari, di tempat ini tersedia penginapan dengan harga yang bervariasi.


Itulah 5 wisata yang wajib kamu kunjungi ketika liburan di Toraja guys. 

Rabu, 09 Mei 2018

Heboh Gadis Toraja Sekujur Tubuhnya Dipenuhi Uang



TORAJADAILY.COM, TORAJA UTARA – Warga jagad maya kembali dihebohkan dengan foto seorang gadis Toraja yang sekujur tubuhnya dipenuhi uang. Foto ini tersebar di sosial media Facebook.
Didalam Foto itu memperlihatkan ratusan lembaran uang seratusan ribu serta lima puluh ribuan melengket di tubuh gadis Toraja yang berpakaian adat. Disisi lain lembaran uang besaran dua puluh ribuan berada di ruas bambu yang dipegang si gadis.
Informasi yang dihimpun torajadaily.com diketahui gadis ini berada di salah satu upacara adat Rambu Tuka di Toraja Utara. Gadis ini adalah penari di acara syukuran salah satu rumah Tongkonan (Merok) di Sa’dan.

“Luar biasa adat Toraja. Unik dan penuh kejutan,” kagum Andi salah seorang warga, 3/8/2017.
Uang yang ditaksir mencapai puluhan juta rupiah itu berasal dari rumpun keluarga Tongkonan yang disispkan ke tubuh sang gadis saat sedang menari tari pagelllu. Oleh Masyarakat Toraja menyebutnya Aktraksi Ma’Toding.
Peristiwa ini menarik perhatian warga yang berada di lokasi upacara adat tersebut. Warga pun rame rame mengabadikannya bahkan menjadikannya viral di Sosmed (dy)